Malin
Kundang
Alkisah,
hiduplah seorang perempuan miskin di sebuah kampung nelayan di Pantai Air
Manis. Perempuan miskin setengah baya tersebut mempunyai seorang anak lelaki
tunggal bernama Malin Kundang. Malin Kundang sejak kecil telah ditinggal mati
oleh bapaknya. Jadilah Malin Kundang anak yatim, yang sehari-hari dirawat dan
dibesarkan oleh ibunya dengan mencari kayu api atau menangkap ikan di tepi
pantai. Dengan penuh kasih sayang Malin Kundang dibesarkan ibunya hingga
beranjak remaja. 1
Pada
suatu hari di tengah deruan ombak pantai Air Manis, Malin Kundang mengutarakan
maksud hatinya kepada ibunya. Malin Kundang bermaksud untuk pergi merantau ke
negeri seberang guna merubah nasib hidup dan masa depannya. Sang ibu tak kuasa
menahan dan melepas anak yang dicintai dengan cucuran air mata. Tinggallah
ibunya seorang diri dan berdo’a semoga Malin Kundang berhasil di rantau orang.
2
Bulan
berganti, tahun berlalu, terdengarlah berita dari nakhoda yang sering berlabuh
di Pantai Air Manis. Sungguh tak dapat dibayangkan ternyata Malin Kundang telah
menjadi kaya dan mempunyai istri yang cantik di rantau sana. Alangkah
bahagianya ibu Malin Kundang mendengar kabar baik tersebut. Tiap malam sang ibu
berdo’a semoga Malin Kundang segera kembali. Sungguh sang ibu sangat
merindukannya. 3
Pada
suatu hari merapatlah sebuah kapal besar membawa Malin Kundang di pantai Air
Manis. Hati sang ibu sungguh sangat bahagia, karena do’anya dikabulkan Tuhan
untuk dapat kembali bertemu dengan anaknya yang telah berpuluh tahun pergi jauh
dari pangkuannya. Main Kundang tampak gagah turun dari kapal bersama istri
cantiknya. “Malin, Malin, ini ibu nak“, sahut ibu sambil berlinangan air mata
karena bahagianya. Akan tetapi ternyata Malin Kundang telah berubah dan
sombong, ia tidak mau mengakui wanita yang datang dengan baju yang
compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya tidak punya ibu yang hina dan miskin
seperti kamu, dasar tua bangka yang tak tahu diri!”, begitu kata Malin Kundang
kepada wanita yang memang adalah ibu kandungnya. Hati sang ibu tersayat bak
sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang disayangi dan
dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya. 4
Malin
Kundang lantas berlalu dan meninggalkan ibunya yang masih bersimpuh sambil
menangis sedih. Tak lama kemudian kapal Malin Kundang mulai bergerak
meninggalkan sandaran. Sang ibu berdo’a sambil meneteskan air mata. “Ya Tuhan,
kalau memang Malin Kundang anakku, tunjukkanlah kebesaran-Mu kepada ku”. 5
Tak
lama kemudian datanglah badai disertai petir dan gelombang laut yang dahsyat.
Tak pelak kapal Malin Kundang dihantam gelombang laut yang datang secara
tiba-tiba. Malin Kundang sempat memanggil nama ibunya, namun kebesaran Tuhan
telah datang, Malin Kundang si anak durhaka tenggelam bersama kapalnya dan
terdampar di tepi Pantai Air Manis. Konon karena kutukan ibunya, Malin Kundang
bersama istrinya berubah menjadi batu. 6
Unsur Instrinksik Dari Cerpen
“ Malin Kundang “
1.
Tema : Kedurhakaan terhadap Orang Tuanya
Bukti : Terletak
pada paragraph ke 4
“Akan
tetapi ternyata Malin Kundang telah berubah dan sombong, ia tidak mau mengakui
wanita yang datang dengan baju yang compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya
tidak punya ibu yang hina dan miskin seperti kamu, dasar tua bangka yang tak
tahu diri!”, begitu kata Malin Kundang kepada wanita yang memang adalah ibu
kandungnya. Hati sang ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak
disangka anak yang disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan
durhaka kepadanya. “
2.
Tokoh
a. Malin Kundang
b. Ibu Malin Kundang
3.
Perwatakan
a. Malin Kundang : Protagonis dan
Antagonis
Bukti : Terletak pada Paragraf ke 2 dan 4
“Malin Kundang bermaksud untuk pergi
merantau ke negeri seberang guna merubah nasib hidup dan masa depannya”(Protagonis)
“Akan tetapi ternyata
Malin Kundang telah berubah dan sombong, ia tidak mau mengakui wanita yang
datang dengan baju yang compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya tidak punya
ibu yang hina dan miskin seperti kamu, dasar tua bangka yang tak tahu diri!”,
begitu kata Malin Kundang kepada wanita yang memang adalah ibu kandungnya. Hati
sang ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang
disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya.”
(Antagonis)
b. Ibu Malin Kundang : Baik Hati dan Penyayang ( Protagonis )
Bukti : Terletak pada paragraph ke 1 dan 2
“Jadilah Malin Kundang anak yatim, yang sehari-hari dirawat
dan dibesarkan oleh ibunya dengan mencari kayu api atau menangkap ikan di tepi
pantai. Dengan penuh kasih sayang Malin Kundang dibesarkan ibunya hingga
beranjak remaja.”
“Sang ibu tak kuasa menahan dan melepas anak yang dicintai
dengan cucuran air mata. Tinggallah ibunya seorang diri dan berdo’a semoga
Malin Kundang berhasil di rantau orang.”
4.
Alur
: Maju
5.
Latar
a. Latar
Tempat : Di Pantai Air Manis
Terletak Pada Paragraf ke 1 : “Alkisah, hiduplah seorang
perempuan miskin di sebuah kampung nelayan di Pantai Air Manis.”
Terletak pada paragraph ke 2 : “Pada suatu hari di tengah
deruan ombak pantai Air Manis, Malin Kundang mengutarakan maksud hatinya kepada
ibunya”
Terletak pada paragraph ke 3 : “Bulan berganti, tahun
berlalu, terdengarlah berita dari nakhoda yang sering berlabuh di Pantai Air
Manis.”
Terletak pada paragraph ke 4 : “Pada suatu hari merapatlah
sebuah kapal besar membawa Malin Kundang di pantai Air Manis.”
Terletak pada paragraph ke 6 : “Pada suatu hari merapatlah
sebuah kapal besar membawa Malin Kundang di pantai Air Manis.”
b. Latar Waktu : Siang dan Malam
Terletak pada
paragraph ke 3 dan 4 : “Tiap malam sang ibu berdo’a semoga Malin Kundang segera
kembali. Sungguh sang ibu sangat merindukannya. “ (3)
“Hati sang
ibu tersayat bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang
disayangi dan dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya.”(4)
c. Latar Suasana : Bahagia dan Menyedihkan
Terletak
pada paragraph ke 2 : “Sang ibu tak kuasa menahan dan melepas anak yang
dicintai dengan cucuran air mata.”
Terletak pada
paragraph ke 3 : “Alangkah bahagianya
ibu Malin Kundang mendengar kabar baik tersebut.”
Terletak
pada paragraph ke 4 : ““Malin, Malin, ini ibu nak“, sahut ibu sambil
berlinangan air mata karena bahagianya. Akan tetapi ternyata Malin Kundang
telah berubah dan sombong, ia tidak mau mengakui wanita yang datang dengan baju
yang compang-camping itu sebagai ibunya. “Saya tidak punya ibu yang hina dan
miskin seperti kamu, dasar tua bangka yang tak tahu diri!”, begitu kata Malin
Kundang kepada wanita yang memang adalah ibu kandungnya. Hati sang ibu tersayat
bak sembilu, bagai petir disiang hari, tak disangka anak yang disayangi dan
dirindukan sepanjang hari melukai hatinya dan durhaka kepadanya.”
6.
Amanat :
“
Janganlah durhaka terhadap orang tua apalagi terhadap ibu kita. Durhaka
terhadap orang tua apalagi terhadap seorang ibu merupakan perilaku yang tercela
dan sangat dilarang oleh agama. Ingatlah bahwa Surga berada di bawah telapak
kaki ibu. Oleh karena itu, berprilaku baik dan lemah lembut lah terhadap
ibu kita.”
7. Sudut
Pandang : Orang Ketiga.
good...
BalasHapusngapain make titik bodoh
HapusGOOOOOOOOOOOOOOOOOD
BalasHapuskepanjangan bodoh
HapusApasi bodoh semuanya di katain bodoh btw makasih
Hapusgod mayan bwat tgas sklh
BalasHapussklh apa ski noob
Hapuseh gw itu rich chigga brian imanuel
Hapuspeanut butter peanut butter yum yum yum peanut butter peanut butter in mytom peanut butter peanut butter everyday i love peanut butter
BalasHapusaku noob
HapusBodoh
HapusMw ngelawak ya tapi gk lucu 😂
Hapusmaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaatiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiloooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
BalasHapusDasar Bocah jaman sekarang,, hedew
HapusTayo
BalasHapusejosss
BalasHapusPppppp} ppppppppp
BalasHapusBagus suka banget gw
BalasHapusUntuk tugas!!
BalasHapusUntuk tugas
BalasHapus👍👍👍👍👍
BalasHapusanjay
HapusKuntul
BalasHapus😈anjay😈
BalasHapusSUIIIIIIIIIIIIII
BalasHapusingin punya rumah untuk bersandar kuntul
BalasHapus